Waspada, Ini Dia ‘Sindrom’ Perfeksionisme yang Kerap Menjangkiti Penulis

Giberakata.com | Seorang penulis yang terlalu perfeksionis cenderung menanggapi tulisan mereka dengan standar yang sangat tinggi, bahkan Sejak tahap awal pembuatan draft.

Hal ini dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap proses kreatif. Penulis yang perfeksionis mungkin menunda-nunda pekerjaan karena takut tidak bisa mencapai standar yang mereka tetapkan.

Mereka dapat terperangkap dalam perbaikan terus-menerus pada setiap kata dan kalimat, mengalami kebuntuan kreatif karena takut membuat kesalahan.

Seiring waktu, perfeksionisme ini dapat menghambat produktivitas dan mencegah penulis untuk mengeksplorasi ide-ide baru atau gaya penulisan yang berbeda.

Selain itu, perfeksionisme juga dapat memengaruhi kepercayaan diri seorang penulis. Ketika mereka terus-menerus merasa tidak puas dengan hasil karyanya, dapat muncul rasa tidak aman dan kekhawatiran akan penilaian orang lain.

Hal ini bisa berujung pada penurunan motivasi dan kehilangan kegembiraan dalam menulis.

Ingat ya, perfeksionisme yang berlebihan seringkali membuat penulis kurang bersedia untuk mengambil risiko, bereksperimen, atau bahkan berbagi karya mereka dengan publik.

Dengan demikian, dampak perfeksionisme tidak hanya terasa dalam proses penulisan, tetapi juga merasuki aspek psikologis dan emosional penulis.

Mengatasi penurunan motivasi akibat perfeksionisme dapat melibatkan beberapa langkah untuk membantu membangkitkan semangat dan kembali menikmati proses menulis. Berikut adalah beberapa saran:

1. Set Realistis Expectations

Sadari bahwa tidak ada yang sempurna. Tetapkan ekspektasi yang realistis untuk diri Anda sendiri. Terima kenyataan bahwa setiap penulis membuat kesalahan, dan itu adalah bagian alami dari proses kreatif.

Fokuslah pada kemajuan dan pertumbuhan, bukan pada mencapai suatu tingkat kesempurnaan yang mungkin tidak pernah tercapai.

2. Buat Deadline atau Batasan Waktu

Tetapkan batas waktu untuk proyek penulisan Anda. Memiliki tenggat waktu dapat membantu mencegah terlalu banyak perbaikan yang berlebihan.

Cobalah untuk menghargai waktu yang sudah Anda alokasikan untuk setiap tahap, dan setelah itu, lanjutkan ke langkah berikutnya tanpa terlalu banyak revisi.

3. Bagi Proses Menulis menjadi Langkah-Langkah Kecil

Membagi tugas besar menjadi langkah-langkah kecil dapat membuatnya lebih terkelola dan kurang menakutkan. Alihkan fokus dari sempurna ke selesaikan langkah-langkah tertentu.

Ini tidak hanya membuat proyek lebih terstruktur, tetapi juga memberikan perasaan pencapaian setiap kali Anda menyelesaikan satu langkah.

4. Terima Umpan Balik dengan Bijaksana

Terimalah umpan balik dengan sikap terbuka dan bijaksana. Lihat umpan balik sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai penilaian atas nilai diri Anda.

Jangan biarkan komentar atau kritik menghentikan semangat Anda, tetapi gunakan sebagai alat untuk memperbaiki karya Anda.

5. Ingatkan Tujuan Awal Menulis

Kembali ke alasan awal mengapa Anda mulai menulis. Ingatkan diri Anda bahwa tujuan utama menulis adalah menyampaikan ide, berbagi cerita, atau menyampaikan pesan, bukan menciptakan karya yang tak bernoda.

Fokus pada makna dan tujuan tulisan dapat membantu mengurangi tekanan yang berasal dari perfeksionisme.

6. Berbagi dengan Orang Lain

Jangan ragu untuk berbagi karya Anda dengan teman, keluarga, atau rekan penulis. Mendapatkan pandangan dari orang lain dapat memberikan perspektif yang berharga dan membantu mengurangi tekanan yang mungkin Anda rasakan.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Anda dapat membantu mengatasi penurunan motivasi yang disebabkan oleh perfeksionisme dan kembali menemukan kegembiraan dalam proses menulis.

Ingatlah bahwa menulis adalah perjalanan yang dinamis, dan setiap langkah membawa Anda lebih dekat ke peningkatan keterampilan dan pencapaian tujuan Anda. 🍃

Tanggapan