Multitasking: Efisien dan Hemat Waktu, Tapi…

Giberakata.com | Mengerjakan sesuatu secara bersamaan memang bikin hemat waktu. Misalnya saja mengedit naskah sambil menyimak youtube tutorial, mengetik sambil telfonan, atau bikin draft kontrak sambil chatting bareng teman.

Bagi sebagian orang, multitasking itu skill istimewa, karena tak semua orang mampu melakukannya.

Secara sederhana, multitasking berarti kemampuan untuk mengerjakan dua atau lebih hal secara bersamaan. Perilaku ini juga bisa berbentuk aktivitas yang beralih bolak-balik dari satu hal ke hal lain atau lebih tepatnya melakukan sejumlah tugas dalam satu waktu.

Jujur ya, multitasking sekarang ini jadi salah satu skill yang banyak dibutuhkan berbagai jenis pekerjaan. Dikutip dari Psychology Today, terdapat beberapa alasan kenapa orang suka melakukan multitasking.

 

Tuntutan Profesi

Tak jarang persyaratan suatu lowongan pekerjaan mencantumkan kemampuan multitasking. Hal ini karena banyak pengusaha membutuhkan orang-orang yang responsif jika  urusan pekerjaan muncul. Selain itu, anggapan bahwa multitasking ini penting kemungkinan juga muncul karena sebagian orang masih berpendapat multitasking dapat menunjukkan kinerja yang baik dan juga dapat diandalkan.

 

Bebas untuk Dilakukan

Adanya pilihan untuk melakukan berbagai hal secara bersamaan jadi salah satu alasan dari multitasking. Dengan kata lain, keputusan untuk melakukan multitasking ini berada di tanganmu.

Contohnya, kamu sedang mengerjakan desain halaman website kantormu, lalu muncul notifikasi pesan dari salah satu teman.

Sebenarnya tidak masalah jika kamu membalas pesan tersebut nanti setelah pekerjaanmu selesai. Namun, karena adanya pilihan, kamu memutuskan untuk membalas pesan tersebut dan beberapa pesan lainnya sembari memikirkan bentuk desain dari website kantormu.

Membalas pesan memang tak menyita waktu. Tapi kamu membutuhkan beberapa menit untuk dapat benar-benar fokus dan mengarahkan pikiranmu kembali pada pekerjaan sebelumnya.

 

Rasa Tidak Sabar

Pakar psikologi media dan komunikasi Joanne Cantor Ph.D menggambarkan situasi bagaimana ketidaksabaran memicu orang melakukan multitasking. Adapun misalnya pada saat kita mendengarkan seseorang yang bicaranya lambat atau bertele-tele, tidak jarang kita memeriksa Hp atau email di sela-sela waktu tersebut.

Padahal untuk melakukan sesuatu, kita sebenarnya membutuhkan fokus yang intens. Tetapi, kenyataannya sekarang sebagian orang seakan-akan tidak membutuhkan waktu tenang/istirahat lagi. Alih-alih istirahat di waktu senggang tersebut, kita lebih memilih untuk mengisinya dengan hal lain seperti melakukan sesuatu dengan smartphone.

 

Rasa bosan

Selanjutnya, menurut Joanne salah satu alasan kenapa orang melakukan multitasking adalah karena pekerjaan yang mereka lakukan terasa membosankan. Sehingga mereka memilih melakukan hal lain, untuk mengusir kejenuhan.

Contohnya saja menyusun proposal sambil melayani obrolan seorang teman. Padahal ketika melakukan hal tersebut, waktu untuk menyelesaikan pekerjaan semakin lama dan obrolan pun tidak memuaskan karena waktu yang terbatas.

 

Plus Minus Multitasking

  1. Kelebihan
  2. Menghemat waktu

Jika mampu melakukannya, maka multitasking dapat menjadi pilihan terbaik untuk menghemat waktu. Misalnya, kamu bisa membalas email klien pada saat tim meeting, atau menjawab pertanyaan customer sambil nge-print dokumen.  Melakukan tugas terpisah satu per satu dapat memperpanjang waktu penyelesaiannya.

 

  1. Meningkatkan produktivitas

Kelebihan selanjutnya dari multitasking adalah dapat meningkatkan produktivitas. Bukti paling sederhana adalah karena kamu dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan. Selain itu, dalam dunia kerja, terkadang kinerja seseorang juga dilihat dari seberapa banyak pekerjaan yang diselesaikan.

 

  1. Mencegah menunda pekerjaan

Multasking  juga memungkinkan kamu mencegah menunda pekerjaan. Kamu akan lebih memperhitungkan waktumu untuk hal-hal penting, sehingga lebih banyak daftar pekerjaan harian yang diselesaikan. Multitasking juga dapat membuat kamu tetap aktif dan menghindari gangguan karena pikiran kamu sibuk dengan aktivitas lain.

 

  1. Meningkatkan kemampuan kerja

Dikutip dari indeed.com, multitasking dapat meningkatkan kapasitaskerjamu. Hal ini karena kamu sudah terbiasa melakukan banyak pekerjaan dalam kurun waktu yang singkat. Nyatanya kemampuan multitasking ini sangat diminati.

Karena sebagian besar pemberi kerja juga lebih suka mempekerjakan seseorang yang dapat menyelesaikan banyak tugas secara bersamaan. Selain itu, ketika kamu melatih kemampuan ini dengan baik, biasanya akan sejalan dengan ketahananmu dalam menjalani sebuah pekerjaan. Sehingga kemungkinan kinerjamu akan mendapatkan nilai yang positif.

 

  1. Fleksibilitas

Dengan melatih fokus dalam melakukan banyak hal memungkinkan kamu memiliki fleksibilitas dan adaptasi yang baik. Resiko ketergantungan dan berharap kepada hal yang sebenarnya dapat dilakukan sendiri juga berkurang ketika kamu memiliki kemampuan multitasking.

Kamu juga tidak keberatan ketika ditempatkan di situasi yang menuntut untuk melakukan pekerjaan yang baru di saat kamu masih memiliki pekerjaan lainnya.

 

  1. Kekurangan

 

  1. Risiko kesalahan prioritas

Melakukan multitasking ternyata tidak mudah. Salah satu hal negatif dari aktivitas ini adalah risiko kesalahan dalam menyusun prioritas. Ketika kamu mengerjakan banyak pekerjaan dengan berbagai bentuk. Kamu harus dapat menentukan prioritas berdasarkan tenggat waktu dan tingkat kepentingan pekerjaan tersebut.

Namun, karena dilakukan secara paksa, dapat membuat kamu salah menyusun prioritas. Yang mana misalnya pekerjaan A harus diselesaikan hari ini, malah terlambat, karena kamu beranggapan pekerjaan tersebut bisa dikerjakan bersamaan dengan tugas lainnya.

Hal ini menunjukkan multitasking tidak memisahkan tugas secara normal, sehingga prioritas atau pekerjaan signifikan bisa bergeser ke posisi kurang penting dan ini menyebabkan keterlambatan.

 

  1. Efisiensi kerja dapat terganggu

Multitasking cenderung membuat kamu bekerja dengan tergesa-gesa, sehingga dapat mengakibatkan kualitas kerja menurun. Selain itu, ketika bolak-balik dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain (switching) juga membutuhkan waktu untuk kembali fokus pada masing-masing pekerjaan. Sehingga meningkatkan resiko terjadi keterlambatan dan kesalahan.

 

  1. Kinerja yang menurun

Sejalan dengan terganggunya efisiensi, multitasking juga mempengaruhi kualitas dari hasil kerjamu. Ketika kamu tidak dapat melakukan tugas secara baik, maka tentunya kualitas pekerjaan tersebut juga menurun, atau hanya bisa menuntaskan 80%, meskipun sebenarnya bisa mencapai 100%.

 

  1. Menghambat ide kreatif

Dikutip dari Harvard Business Review, bahwa orang yang melakukan multitasking akan melewatkan lebih banyak informasi. Hal ini biasanya bisa disebabkan kurangnya waktu untuk memikirkan berbagai ide kreatif karena sering melakukan banyak tugas serta berpindah dari satu tugas ke tugas lainnya. Sehingga berdampak pada memori jangka panjang, kreativitas, dan keterampilan yang terkait dengan mengingat akan berkurang.

 

  1. Berdampak secara psikologis

Tak terpungkiri, melakukan multitasking kerap mendatangkan perasaan tertekan. Tuntutan waktu dengan pekerjaan yang menumpuk dapat membuatmu kelelahan secara fisik dan mental.

Jadi, ingat ya guys, kamu boleh-boleh saja melakukan multitasking, tapi sebaiknya tidak berlebihan dan tidak keseringan.

Oh ya, apa kamu sedang malas mengisi konten website-mu? Jasa penulisan artikel Gibera Kata bisa membantumu menuntaskan tugas menulismu, dengan harga yang kompetitif. Cek di sini ya! ***

Tanggapan