Giberakata.com | Ingin memahami UI/UX Design tapi bingung mau mulai dari mana?
Oke deh, di sini Gibera Kata akan memberikan beberapa tips yang dapat diterapkan untuk belajar UI/UX design secara mandiri.
Dengan kemajuan dunia digital, kebutuhan akan berbagai pekerjaan di industri ini semakin meningkat, termasuk profesi UI/UX Designer.
Profesi ini berfokus pada perancangan ide dan konsep desain produk digital seperti perangkat lunak, aplikasi, dan situs web.
Menariknya, menjadi seorang UI/UX Designer tidak terlalu bergantung pada latar belakang pendidikan.
Ini berarti bahwa siapapun, tanpa melihat latar belakang pendidikan, memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi seorang UI/UX Designer. Asyik kan?
Meskipun demikian, pemahaman tentang aspek-aspek UI/UX Designer tetap diperlukan. Tapi tenang, Kamu dapat belajar UI/UX Design secara mandiri.
Ya, Kamu dapat mengembangkan pemahaman tentang UI/UX design secara otodidak!
Bagaimana caranya? Yuk simak artikel ini sampai selesai.
Pembelajaran mandiri memiliki tantangan tersendiri karena sifatnya yang fleksibel.
Oleh karena itu, langkah pertama yang perlu diambil adalah menetapkan rutinitas pembelajaran.
Sisipkan disiplin dalam proses pembelajaran UI/UX design, mirip dengan pengalaman belajar formal di sekolah. Jadwalkan waktu dengan teratur, struktural, dan tentukan target yang konkret.
Kamu dapat merencanakan rutinitas belajar melalui penjadwalan harian di kalender atau daily planner pribadi. Pastikan juga untuk mengaktifkan notifikasi sebagai pengingat.
Setelah mengatur jadwal harian untuk pembelajaran, langkah berikutnya adalah mengumpulkan sumber daya dan memahami semua elemen kunci dalam bidang UI/UX Design.
Mengacu pada informasi dari Careerfoundry, terdapat setidaknya 10 topik utama yang perlu dipelajari ketika memulai pemahaman dasar tentang desain UI/UX.
3. Manfaatkan berbagai material sources tentang UI/UX Design
Ada berbagai free resources yang bisa kamu manfaatkan ketika belajar UI/UX design secara otodidak.
Hackdesign menyediakan resources yang bisa kamu pelajari tentang berbagai elemen penting di UI/UX Design. Misalnya, tipografi, prinsip desain grafis, desain interaksi, desain produk, dan lainnya.
Tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk membuat prototipe, Figma juga menyediakan berbagai sumber daya yang dapat diakses oleh pemula.
Kamu dapat memanfaatkan sumber daya dari Figma ini untuk meningkatkan user storyboard, membuat design brief, mood board, dan berbagai keperluan lainnya.
Sumber daya ini mencakup beragam materi mengenai desain UX dari berbagai sumber.
Kamu dapat mengeksplorasi topik seperti alur pengguna, cerita pengguna, analisis data, umpan balik pengguna, dan banyak lagi.
Sumber daya ini memiliki judul “Project Checklist,” sehingga kamu dapat menggunakan fitur Checklist untuk melakukan evaluasi mandiri dan mengukur sejauh mana proses pembelajaran serta perkembangan keterampilanmu.
Tentu saja, tidak hanya belajar teori saja, bukan? Untuk meningkatkan pemahamanmu dalam UI/UX design, cobalah untuk membiasakan diri dengan mengobservasi dan menganalisis berbagai tampilan dari berbagai produk digital.
Sebagai contoh, ambil salah satu website atau aplikasi favoritmu yang sering kamu gunakan karena kenyamanannya.
Pada tahap ini, mulailah menganalisis apa yang membuat website atau aplikasi tersebut mudah digunakan.
Mungkin karena pemilihan warna, tipografi, atau desain interaksinya. Gunakan keterampilanmu dalam observasi dan analisis.
Selain itu, perhatikan secara detail elemen-elemen yang ada, seperti spasi, grid, hirarki visual, serta gambar dan ikon yang digunakan.
Dengan menganalisis berbagai elemen ini, kamu dapat menentukan apakah semuanya sudah baik atau ada potensi pengembangan.
Percayalah, menurut informasi dari Dribbble, membangun kebiasaan untuk mengobservasi dan menganalisis desain produk digital yang sudah ada dapat membantu dalam mengembangkan kepekaan desainmu.
Ada banyak UI/UX Design tools yang bisa kamu gunakan dalam proses pengembangan skill-mu. Ini dia.
Barangkali Figma jadi salah satu UI/UX Design tools yang populer banget. Figma sendiri adalah tools yang biasanya digunakan untuk prototyping desain produk digital.
Tools ini cenderung masih baru, tapi punya daya tarik sendiri yang bikin banyak UI/UX Designer akhirnya manfaatin tools ini.
Beberapa fitur yang bisa kamu pelajari dan gunakan di InVision di antaranya: fitur presentasi, pembuatan prototype, papan tulis digital, wireframing, planning, dan feedback.
InVision juga jadi salah satu UI/UX Design tools yang nyediain fitur kolaborasi, eksperimen, dan tes yang bisa dipakai para UI/UX Designer.
Setelah berurusan dengan teori, saatnya mulai menerapkan praktik desain UI/UX.
Tentu saja, membangun portofolio desain UI/UX sebagai pemula tidaklah mudah, terutama bagi pembelajar mandiri.
Tapi tenang, Kamu dapat membuat studi kasus sendiri dan menggunakan hasilnya untuk membangun portofolio.
Jika kamu memutuskan untuk membuat studi kasus sendiri, alat bantu seperti sharpen.design dapat membantu.
Selain membuat studi kasus, kamu juga dapat merancang ulang produk digital yang sudah ada.
Pilihlah produk digital yang menarik minatmu dan cobalah untuk menggambarkan kembali desain produk digital tersebut dengan gayamu sendiri.
Nah, itu dia beberapa tips belajar UI/UX Design Otodidak. Have a good practice! (*)
or
Follow Us On